Nelayan Tradisional Resah, Jaring Batu Beroperasi di Zona Tangkapan Tradisional

Lingga270 Dilihat

Lingga – Masyarakat Nelayan, dikawasan pulau singkep Kabupaten Linggga, mengeluh, pasalnya nelayan luar daerah yang menggunakan alat tangkap jaring batu atau yang lebih di kenal masyarakat lingga dengan jaring Plintir, masuk ke zona tangkap nelayan tradisional, dan merusak alat tangkapnya seperti bubu ikan dan kepinting.

Kerusakan yang di timbulkan Jaring batu tidak hanya sampai disitu, akan tetapi juga merusak pancang ikan milik warga tempatan, bahkan juga mengurangi hasil tangkapan penjaring ikan beliak mate.

Keluhan warga nelayan daerah pesisir pulau singkep ini di sampaikan ke DPRD Kabupaten Lingga.

Menanggapi keluhan nelayan ini Ketua DPRD Lingga Riono, rabu (13/3/2019) mengatakan nelayan melapor, bahwa zona tangkap mereka terganggu dikarenakan adanya nelayan luar masuk dan menangkap ikan dengan alat tangkap Jaring Batu yang beroperasi di zona tangkap nereka.

Menurut nelayan kepada Riono, mereka mengaku Sudah tiga bulan terakhir ini, jaring batu beroperasi di zona tangkap nelayan tradisional, mulai dari laut pasir kuning desa Tanjung Harapan hingga laut berhala, Penggunaan jaring batu ini mengakibatkan, kerusakan pada alat tangkap ikan nelayan tradisional seperti bubu ikan dan kepiting di sapu jaring batu nelayan dari luar.

Selain itu juga merusak pancang tamban, serta mengurangi hasil penjaring ikan beliak mate, kata Riono seperti yang di sampaikan nelalayan kepadanya.

Untuk itu Riono berharap agar pihak pihak yang berkompeten, dan dinas tekhnis yang terkait dapat menanggapi dan mengambil sikap, supaya area tangkapan nelayan tradisional terjaga tak terganggu.

“kasian mereka dengan modal nelayan yang pas-pasan bubu ikan maupun kepiting menjadi habis, ” kata Riono.

Jika saja penyelesaiannya nanti berbentur dengan aturan, diminta aparat terkait dapat duduk bersama untuk menyelesaikannya.

” memang ini NKRI, namun nelayan tempatan juga perlu mendapat perhatian, terutama di areal tangkapannya” ujar Riono.

Terkait gangguan ini, Riono mengimbau kepada seluruh nelayan tradisional, untuk sementara dapat menahan diri, jangan ada anarkis hingga sampai ada kejelasan dari pihak terkait.(rey/ju)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.