Keberadaan TMMD di Desa Blimbing dan Desa Jugo, Bakal Terangkat Seiring Waktu Berjalan

Nasional315 Dilihat

Kediri,simakkepri.com – Potensi yang ada di desa, kadangkala kurang diperhatikan, walaupun sudah berulangkali melihatnya. Di Kediri, tepatnya di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, hamparan perbukitan terlihat sangat dekat dan pohon-pohon menutupi tanah.

Diantara hijaunya hutan berada di lereng Gunung Wilis, ada beberapa tanaman yang berpotensi menggerakkan roda ekonomi pedesaan, yaitu durian dan jeruk. Kedua tanaman ini memang bukan tanaman mayoritas, tetapi setidaknya, sebagian kecil warga desa ini menggantungkan dapur rumah tangganya dari hasil buah yang mudah sekali dilihat dijalanan. sabtu (13/10/2018)

Buah durian dan jeruk yang ada di desa ini memang bukan termasuk varietas luar negeri atau unggulan, walaupun statusnya hanya varietas lokal, kedua buah ini rasanya bersaing dan bisa disandingkan dengan varietas-varietas lainnya.

Khusus untuk durian, buah yang satu ini pernah ditampilkan dalam festival durian yang rutin diadakan di Kecamatan Kandangan, dan sukses meraih hasil terbaik ketika tim juri menjadikannya sebagai durian nomor satu.

Jeruk, tanaman ini pernah menjadi primadona bagi warga desa ini, tetapi itu terjadi pada era 90an. Tanaman ini mulai berangsur-angsur tergeser oleh tanaman jenis lainnya yang membuat warga desa ini menoleh.

Sebagaimana diungkapkan Kepala Desa Djoeari, hal ini disebabkan saat itu, warga menimbang harga jual beli jeruk yang kian menurun dan tidak dapat lagi menopang kesejahteraan mereka.

Selain durian dan jeruk, potensi lain yang tak kalah menjanjikan adalah gaplek dan tiwul. Mungkin anda akan tersenyum mendengar kata gaplek dan tiwul, tetapi anda salah besar kalau senyuman itu cenderung meremehkan.

Gaplek di desa ini banyak dijumpai didepan rumah-rumah warga. Tetapi, ini bukan berarti kondisi warga disini kurang pangan, tetapi makanan itu sudah melekat dengan lidah warga dan sulit untuk diabaikan. Bahkan, ada yang menjadikan gaplek sebagai sumber ekonomi keluarga dan tanggung-tanggung, gaplek yang dijual beratnya hingga skala kwintal.

Lain gaplek, lain juga nasibnya dengan tiwul. Makanan yang satu ini eksis di warung-warung diseputaran desa ini. Tiwul disini memang tidak berbeda jauh dengan tiwul-tiwul ditempat lain, tetapi dikarenakan lokasi desa ini berada di lereng Gunung Wilis, situasinya jelas sangat jauh berbeda.

Bila kita mengendarai motor dengan kecepatan tidak lebih dari 30 km per jam dan melewati pemukiman penduduk, makanan ini mudah sekali dijumpai didepan rumah-rumah warga.

Tidak mustahil, keberadaan TMMD di desa ini dan salah satunya pembangunan jalan yang menghubungkan Desa Blimbing dengan Desa Jugo, potensi yang dulunya kurang diperhatikan, bakal terangkat seiring waktu yang terus berjalan.

Moda transportasi yang memperpendek jarak tempuh, tentunya akan sedikit banyak mempengaruhi hasil bumi di desa ini. Baik durian, jeruk, gaplek dan tiwul, dipastikan tidak luput dari domino effect yang ditimbulkannya. (dodik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.