PT.APR Menuai Protes Sejumlah Tokoh Masyarakat dan APMPB Pelalawan

Riau443 Dilihat

PELALAWAN, simakkepri.com – Paskah peresmian PT. Asia Pasific Rayon (APR) pada 21 Februari 2020 oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, sejak itu juga Perusahaan ini, mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan masyatakat yang di publikasi melalui media cetak dan media online.

Persoalan yang disorot atas kehadiran PT. Asian Pasific Rayon (APR) ini, terkait masalah aroma tak sedap yang dirasakan hampir setiap hembusan angin dari arah pabrik itu dan membawa bau busuk yang begitu meresahkan warga kecamatan pkl kerinci, kanupaten pelalawan.

Pemantauan media ini, sejak PT. APR diresmikan Presiden RI pada Tanggal 21 Februari dan hanya berselang 4 hari yakni Tanggal 25 Februari 2020. Perusahaan ini didatangi sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Pelalawan Bersatu (APMPB) Pelalawan.

Aksi yang dilakukan sejumlah APMPB pelalawan ini adalah, aksi bentangkan spanduk dengan menuntut PT. RAPP untuk melakukan steril terhadap bau busuk yang diduga merupakan limbah yang merupakan pencemaran polusi udara dari asal pabrik.

Setelah APMPB pelalawan ini melakukan aksi bentangkan spanduk dan tanggal 26 Februari 2020 malam Juga asa gerakan spontanitas Tokoh Pemuda Kecamatan Pkl Kerinci.

Ada salah seorang Tokoh Pemuda Pkl Kerinci bernama Umar Syahputra, melakukan penelusuran asal aroma bau busuk yang tercium olehnya hingga masuk dan melakukan pengecekkan di kawasan pabrik PT. APR di lokasi pabrik bubur kertas PT. RAPP.

Alhasil penelusuran asal aroma bau busuk yang tidak sedap itu dan Tokoh Pemuda ini mengaku kepada wartawan telah melihat sejumlah cerobong dalam pabrik PT. APR atau pabrik PT. RAPP yang mengeluarkan gumpalan asap berbau busuk.

Demikian Tokoh Pemuda Pkl Kerinci ini menerangkan terkait asal aroma bau busuk yang meresahkan itu. Bahkan Umar Syahputra kepada wartawan, meyakini bau busuk yang terus menyerang hidung masyarakat itu, berasal dari sejumlah cerobong pabrik PT. RAPP itu.

Ditanya tentang gumpalan asap dari cerobong itu apakah kimia. Namun dia mengatakan, “Mengenai hal itu, saya tidak mengetahui kalau hal itu limbah atau apa. Saya bukan ahli Kimia chemical,” terangnya mengakhiri.

Sementara itu, dengan menjadi topic sorotan kehadiran PT. APR dalam kurun 5 (lima) hari belakangan ini. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan, Syafrizal SE, turut memberikan komentar pedas melalui akun FB nya.

Dalam akun FB Syafrizal SE ini, ditulisnya dengan berisi protes: PT.RAPP yang katanya berivenstasi 15,5 Triliun tunggu saja kehancuranmu jika anak daerah sudah merasa tidak memiliki kehadiran mu.

“Jika anak daerah sudah saling bersinggungan atas ulahmu. Perlu kamu ketahui bahwa anak daerah yang menanggung akibat limbah mu dan bukan orang luar,” tutur ucapnya.

Dan anak daerah juga menanggung polusi udaramu, juga bukan orang luar. Dan anak cucu kami yang menderita akibat rusaknya hutan dan alam fana ini. Ingat, tunggu aja kehancuranmu.

Selain APMPB, Tokoh Pemuda Kecamatan Pkl Kerinci, Umar Syahputra, Tokoh masyarakat Kabupaten Pelalawan yang juga dikenal sebagai Politisi dan Wakil Ketua I DPRD Pelalawan, Syahfrizal SE yang angkat bicara tentang keberadaan PT. APR dan juga Tokoh Masyarakat Pkl Kerinci, Tengku Khairil.

H. Syafrizal SE yang di konfirmasi media ini, Jumat (28/2/2020) membenarkan dan membolehkan wartawan untuk mengutip pernyataannya dalam akun FB nya.

“Silahkan saja rekan-rekan media mengutipnya dalam akun FB saya. Secara peribadi Syafrizal SE dan sebagai putra daerah asli Kabupaten Pelalawan sangat mendukung adek-adek mahasiswa dan Tokoh Pemuda yang mempertanyakan keberadaan PT. APR. Apalagi sejak perusahaan ini dioperasikan banyak warga protes atas bau busuk yang meresahkan,” ujarnya.

Berbeda lagi tentang sorotan Tengku Khairil yang disampiknnya dalam akun FB nya paskah peresmian PT. APR ini oleh Presiden RI yang mana pada ketika sesi pencet tombol Sirine di atas panggung dan tanpa mengikutsertakan pejabat daerah Kabupaten Pelalawan.

Adapun tulisan Tengku Khairil dalam akun FB nya ini per tanggal 21 Februari 2020 itu dengan berkata: Ambo paling tak suko nengok fhoto ini!. Berdiri di kampumg kami, Bupati atau pejabat pemkab kami tak ado yang diatas panggung!.

Besok, tolong buatkan panggung nyo agak boso sikit yo tuan!. Atau foto ini memang segini lah ukurannyo??.

Hal berbeda juga kicauan tulisan di akun FB Nasarudin Abi Ayesha dikutip media ini mengatakan: Tak ada lagi marwah lagi kampung kito. Dia, duo beranak di sana raja di kampung kito tak diajak. Bupati pelalawan di pilih rakyat, Pak. Bukan di tunjuk Presiden “Bukan di tunjuk Gubernur” atau di tunjuk RAPP.

Secara terpisah pernyataan salah seorang Tokoh Masyarakat Kecamatan Pkl Kerinci Nazwir Alam yang menyikapi sikap owner PT. RAPP Sukanto Tanoto usai membaca pemberitaan media tentang dugaan kesepelean pemilik perusahan bubur kertas raksasa terhdap Preaiden RI karena pakai tangan Cebok saat memencet Tombol Sirine.

Menurut Nazwir Alam, terkait pemberitaan ungka riau dengan SUB Judul : Dinilai Tak Memiliki Tata Krama “Sukamto Tanoto Pencet Tombol Sirine Pakai Tangan Cebok” dan Judul berita itu, lebih tepatnya etika sukamto tanoto selain merendahkan Presiden sekaligus menafikan budaya bangsa kita yang menjujung tinggi adap dan kesantunan dalam pergaulan, enak jadi orang kaya dan hal2 seperti ini siapa yang mampu menyadarkan dia untuk tau diri dalam komunitas sebagai bangsa yang beradab.

“Sama presiden saja sikapnya begitu apalagi sama masyarakat biasa,” tukas Nazwir Alam, kecewa.

Diakatakannya, segala bentuk aktifitas perusahaan yang tidak memberi manfaat kepada masyarakat khusus dan kepada kabupaten pelalawan pada umumnya akan saya dukung. bukan hanya kepada PT. RAPP saja.

“Benar jika ada pihak pihak yang memperjuangkan hak-hak anak negeri yang terabaikan oleh PT. RAPP akan abang dukung. Bahkan dari elemen dan komponen manapun yang ingin berjuang dan memperjuangkan ke perusahaan,” ungkapnya.

Terkait sikap dan prilaku Sukanto Tanoto seperti itu tidak sesuai dengan nilai2 pancasila dan azaz kepatutan dan kesopanan. “Ya untuk mengingatkan dan memberi pelajaran sama orang sekelas Sukanto. Satu diantara nya adalah dengan mempublikasikan ke media masa baik cetak dan media Online. Jika perlu buat Judul tajam, menohok, greget dan punya daya efek jera agar dia tidak mengulangi nya lagi,” ungkap Nazwir Alam. (Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.