Tagihan Listrik Melonjak bright PLN Batam Beri Penjelasan

BATAM, simakkepri.com – bright PLN Batam menyatakan bahwa tidak ada kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk seluruh golongan tarif pada masa pandemi Covid-19.

Hal tersebut menanggapi banyaknya keluhan dari sejumlah pelanggan yang mengaku pembayaran listriknya lebih mahal dibandingkan biasanya.

“Sekali lagi saya sampaikan tidak ada kenaikan tarif listrik di masa pandemi ini, bahkan sejak tahun 2017 tidak ada kenaikan,” ujar General Manager Unit Business Services (GM UBS) Bright PLN Batam, Fransis Al Zauhari.

Fransis Al Zauhari menjelaskan, kenaikan tagihan listrik yang dialami sejumlah pelanggan selama masa pandemi Covid-19 disebabkan beberapa hal.

Salah satunya karena tidak adanya pengecekan meteran pemakaian listrik ke rumah-rumah oleh pertugas bright PLN Batam akibat Covid-19 beberapa bulan sebelumnya.

Sedangkan Penyebab lainnya, karena adanya perubahan perilaku pelanggan yang lebih banyak di rumah selama masa Pandemi. Ditambah umat muslim menjalankan ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri, dimana mayoritas umat muslim di rumah saja, dan tidak melaksanakan tradisi pulang kampung.

Fransis menambahkan bright PLN Batam tidak bisa menaikkan tarif listrik semena-mena, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

“Tidak semata-mata PLN Batam bisa menaikkan tarif listrik semena-mena setiap saat, apalagi saat kondisi seperti ini, sangat tidak relevan,” tutup Fransis.

Sebagai langkah memutus rantai penyebaran Covid-19 bright PLN Batam tidak melakukan pembacaan stand kWh meter pelanggan pada akhir bulan Maret dan akhir bulan April, sebagai gantinya pelanggan menyampaikan foto stand kWh meter secara mandiri ke PLN Batam.

Apabila pelanggan tidak menyampaikan stand pembacaan kWh secara mandiri maka bright PLN Batam akan menghitung berdasarkan pemakaian rata – rata tiga bulan sebelumnya, dimana saat itu kondisi masih normal (sebelum ada pandemi).

Berdasarkan data dari Manbill (manajemen billing) bright PLN Batam, rata – rata pemakaian listrik pelanggan yang tidak mengirimkan foto stand kWh meter pada bulan Maret dan April adalah data pemakaian listrik sebelum kondisi Covid-19 merebak, sehingga pemakaian listrik pada saat itu kemungkinan masih rendah.

Sesuai saran dari Ombudsman dan Komisi III DPRD Kepri, pada tanggal 27 sampai dengan 31 Mei 2020 kembali dilakukan pembacaan secara manual ke rumah-rumah pelanggan oleh petugas bright PLN Batam.

Setelah dilakukan pengecekan secara langsung oleh petugas catat meter, pemakain listrik pelanggan yang tidak mengirimkan foto stand kWh meter pada bulan Maret dan April tersebut tidak sesuai dengan realisasi sesungguhnya.

Menanggapi tingginya lonjakan kenaikan tarif listrik untuk tagihan pada bulan Juni 2020 ini, salah seorang warga Batu Aji, yang namanya tidak bersedia disebutkan, mengaku keberatan untuk melakukan pembayaran tagihan listrik yang menurutnya sangat tinggi dan diluar batas tarif normal.

“Tingginya kenaikan tagihan listrik pada bulan Juni ini menurut saya sangat tidak wajar. Jika seperti penjelasan yang di sampaikan oleh pihak bright PLN batam yang mengatakan bahwa tingginya lonjakan tagihan listrik pada bulan ini, karena tidak dilakukannya pengecekan Kwh meter.

Selain itu juga pihak Bright PLN mengatakan lonjakan ini terjadi karena selama masa pandemi Covid 19, masyarakat di rumah saja. Saya merasa jawaban tersebut tidak sepunuhnya benar,” ucap warga tersebut.

Karena menurutnya pemakain listrik di rumahnya tidak terlalu ada perubahan yang singnifikan.

“Penggunaan listrik di rumah saya selama masa pandemi Covid ini menurut saya tidak ada perubahan secara singnifikan. Dan juga tagihan listrik pada bulan-bulan sebelumnya, meskipun tidak di lakukan pengecekan Kwh meter pembayaran tetap normal. Atau tidak mengalami penurunan. Yang mengherankan kenapa pada tagihan bulan Juni kenaikannya mencapai ratusan persen.

Menurut saya kenaikannya sangat tidak wajar. Dan saya sangat keberatan untuk membayarnya. Namun jika benar sebagaimana informasi yang beredar di berita-berita, bahwa pembayaran dapat dilakukan dengan cara mencicil, mungkin saya bersedia untuk membayarnya. Hanya yang saya takutkan nantinya, beda informasi yang kita baca di berita, beda dengan praktek dilapangan,” ucapnya.(red)

Editor : Andi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.